Diet Makanan Serat Bisa Ganggu Pencernaan


Makan makanan yang berserat tinggi tidak menurunkan risiko seseorang dari diverticulosis. Hal tersebut berdasarkan sebuah studi baru yang bertentangan dengan apa yang dipercayai dokter selama beberapa dekade.
Diverticulosis adalah kantung kecil yang menggembung atau kantong dari lapisan dalam dari usus yang menjadi meradang atau terinfeksi. Paling sering, kantong ini berada di usus besar (colon). Tidak ada yang tahu persis apa yang menyebabkan diverticulosis.
Diverticulitis disebabkan oleh potongan kecil kotoran (tinja) yang terperangkap dalam kantong, sehingga menyebabkan infeksi atau peradangan. Selama ini diet rendah serat seringkali dianggap sebagai penyebab diverticulosis. Namun, hasil penelitian baru justru menyatakan sebaliknya.

Para peneliti di University of North Carolina School of Medicine menganalisis data dari lebih dari 2.100 pasien yang berusia 30-80 tahun, yang menjalani rawat jalan kolonoskopi antara tahun 1998-2010. Para pasien diwawancarai tentang diet sehari-hari, buang air besar, dan
tingkat aktivitas fisik.
Pasien dengan asupan serat terendah adalah 30 persen lebih rendah untuk mengembangkan diverticulosis daripada mereka yang memiliki asupan tertinggi. Hasil penelitian tersebut telah diterbitkan dalam journal Gastroenterology edisi Februari 2012.
“Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa sembelit bukan merupakan faktor risiko. Para peserta penelitian yang memiliki lebih dari 15 kali buang air besar seminggu adalah 70 persen lebih mungkin mengembangkan diverticulosis daripada mereka yang kurang dari 7 kali buang air besar dalam seminggu,” kata para peneliti seperti dilansir dari HealthMonitor, Rabu (8/2/2012).
Para peneliti dalam penelitian tersebut menemukan hubungan antara konsumsi serat, buang air besar, dan risiko diverticulosis tidak membuktikan hubungan sebab akibat. Selain itu, tidak ada hubungan yang terlihat antara diverticulosis dan kurangnya aktivitas fisik atau asupan daging merah atau lemak.
“Hasil penelitian tersebut cukup menarik bagi para peneliti,” kata Dr Anne Peery dari divisi gastroenterologi dan hepatologi.
Diverticulosis mempengaruhi sekitar sepertiga dari orang dewasa di Amerika Serikat yang berusia lebih dari 60 tahun. Kebanyakan kasus tidak menimbulkan gejala, namun kondisi dapat menyebabkan komplikasi seperti perdarahan, infeksi, perforasi usus dan bahkan kematian.
Orang dengan diverticulosis sering tidak menunjukkan gejala, tetapi mereka mungkin memiliki kembung dan kram di bagian bawah perut.
Gejala diverticulitis dapat muncul lebih parah dan sering tiba-tiba, serta dapat menjadi lebih buruk selama beberapa hari, antara lain:
1. Perut kembung
2. Demam dan menggigil
3. Mual dan muntah
4. Tidak merasa lapar dan tidak makan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar